Doa Istikharah
Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Doa Istikharah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 21 Rabiul Akhir 1442 H / 07 Desember 2020 M.
Kajian sebelumnya: Doa Ketika Galau
Ceramah Agama Islam Tentang Doa Istikharah
Kita tahu manusia adalah makhluk yang lemah, yang penuh dengan keterbatasan. Terkadang banyak perkara-perkara dalam kehidupan ini yang dia bingung untuk memutuskan. Hal ini karena dia takut dengan resiko-resiko yang akan terjadi dikemudian hari, yang kadangkala dia tidak tahu.
Contohnya ketika seseorang sakit, dia berangkat ke dokter. Kata dokter bahwa ada penyakit di ususnya yang mau tidak mau dia harus dioperasi. Konsultasi ke dokter yang lain ternyata tidak harus operasi, mungkin masih bisa diobati dengan cara lain. Akhirnya dia bimbang tentang apa yang harus dia lakukan.
Contoh lain ketika seorang melamar kerja. Ada banyak lembaga yang menawarkan lowongan kerja dan sepertinya dia diterima di semua. Dia harus memutuskan. Tapi dia juga bingung, dia tidak tahu apakah di pekerjaan fulan itu bagus buat dia? Mungkin buat sekarang iya bagus. Tapi sebulan kedepan, dua bulan kedepan, bisa jadi perusahaan itu tutup, sehingga dia harus berhenti dan tidak bekerja.
Contoh lain ketika hendak melakukan perjalanan. Kadangkala ketika kita mau safar dimasa pandemi seperti ini. Melihat peta virus covid-19 dia jadi ketakutan. Padahal keberangkatan dia termasuk penting.
Apa yang harus dia lakukan tatkala itu? Maka istikharah.
Kadangkala ketika seorang wanita hendak menikah. Datang laki-laki yang melamar dia. Setelah dia mencari tahu, laki-laki ini insyaAllah baik. Tapi dia juga tidak tahu apakah informasi yang didapat oleh dia itu sudah cukup? Atau mungkin ada hal-hal yang tersembunyi?
Ilmu manusia terbatas.
Contoh lain ketika hendak memilih sekolah. Ada banyak sekolahan yang kita lihat sekolah-sekolah itu bagus. Kalau kecondongan hati mungkin ke sekolah A, tapi sekolah B juga bagus. Sedangkan kita tidak tahu anak kita ini lebih bagus di sekolah yang mana? Di sekolah A atau B?
Bisa jadi di sekolah A ada yang mengganggu dia sehingga menyebabkan dia tidak betah nanti dia di sana. Bisa jadi di sekolah B yang lebih bagus walaupun fasilitasnya kurang, tapi anak itu akan betah di sana, insyaAllah. Siapa yang tahu itu? Jawabnya adalah Allah Jalla Jalaluhu.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
“Dan bagi Allah perbendaharaan-perbendaharaan yang ghaib yang tidak mengetahuinya kecuali Dia saja.”
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
“Dan Allah tahu semua yang ada di daratan dan yang ada di lautan.”
Ada berapa pohon? Ada berapa padi yang tumbuh? Ada berapa jagung? Ada berapa durian yang sedang berbuah? Ada berapa pohon mangga yang sedang berbuah? Berapa jumlah buahnya? Bagaimana akhir dari buah tersebut? Apakah akan dipetik kemudian dimakan oleh sang empunya? Atau akan dimakan oleh kalelawar dan sang pemilik tidak pernah menikmatinya? Allah tahu.
Yang di lautan pun Allah tahu. Nelayan itu berangkat ke lautan tidak tahu dia mau dapat apa. Dia berusaha dan terkadang ketika pulang tidak mendapatkan ikan kecuali satu ikan tongkol. Kadangkala dia mendapatkan ikan layur yang banyak. Kadangkala kapalnya terbali. Siapa yang tahu dengan kejadian-kejadian dan apa yang ada di lautan? Allah tahu!
وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا
“Dan tidak ada satu pun daun yang jatuh kecuali Allah tahu.”
Allah tahu daun itu akan jatuh jam berapa. Di pohon ini akan jatuh sehari umpamanya 15 daun. Yang mana yang lebih dahulu? Dan ketika daun itu jatuh, kemana dia akan jatuh? Kemudian masa depan daun ini. Mungkin akan dimakan oleh kambing atau tidak. Berapa jumlah daun-daunan, jama’ah? Allah tahu.
وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
“Biji-bijian yang ada di kedalaman bumi...”
Subhanallah.. Biji yang kering atau basah, yang tumbuh dan ketika tumbuh dia akan tumbuh berapa meter nantinya, kemudian setelah itu dia ditebang, mungkin dia dijual, siapa yang tahu? Jawabnya adalah Allah.
Ada banyak hal yang dikerjakan oleh manusia karena faktor ketidaktahuan dia dengan yang ghaib, dengan apa yang akan terjadi, mana yang baik dan mana yang buruk, dia tidak tahu. Maka di sini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan sebuah doa, yaitu ketika engkau mempunyai pilihan, engkau hendak mengambil sebuah keputusan yang memang tidak tahu baik dan buruknya.
Kalau kita tahu baiknya, ini sudah selesai. Tidak ada orang istikharah memilih antara puasa sunnah atau tidak. Karena pilihan terbaiknya adalah puasa, tidak perlu istikharah dalam masalah ini. Tapi ada perkara-perkara yang memang ghaib masa depannya, kita tidak tahu.
Bab 293 – Doa Istrikharah
Dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata:
كان النبي صلى الله عليه وسلم يعلمنا الاستخارة في الأمور كالسورة من القرآن إذا هم بالأمر فليركع ركعتين
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau mengajarkan kepada kami untuk istikharah…”
Lihat juga: Tata Cara Shalat Istikharah dan Doa Istikharah Beserta Penjelasan
Apa makna istikharah? Yaitu sebuah permohonan, meminta pilihan dari Allah ‘Azza wa Jalla. Jadi istikharah ini bukan jalan untuk mengetahui yang ghaib. Kita sedang meminta pilihan kepada Allah ‘Azza wa Jalla untuk mendapatkan kebaikan dan agar terhindar dari keburukan. Hal ini karena manusia tidak tahu dengan yang baik. Maka di sini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada para sahabat istikharah dalam perkara-perkara yang memang diperlukan untuk istikharah. Yaitu perkara yang kita tidak tahu dengan hasilnya nanti bagaimana.
Di sini disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan istikharah ini dalam perkara-perkara seperti beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’anul Karim. Hal ini menunjukkan pentingnya perkara ini. Karena tadi kita singgung bahwa ada orang-orang yang dia tidak tahu untuk menentukan lalu dia cari orang pintar. Padahal “orang pintar” itu juga sama, mereka tidak tahu dengan yang ghaib.
Di sini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam benar-benar memperhatikan masalah istikharah. Beliau mengatakan:
إذا هم بالأمر فليركع ركعتين
“Kalau seseorang berkeinginan untuk melakukan sebuah tindakan, hendaklah dia shalat sunnah dua rakaat.”
Dan pelaksanaan shalat dua rakaat ini menurut jumhur ulama tidak boleh dilakukan diwaktu larangan. Yaitu setelah subuh, dimana kita tahu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang shalat sunnah setelah shalat subuh. Beliau mengatakan:
لا صلاة بعد الفجر حتى تطلع الشمس
“Tidak ada shalat sunnah setelah shalat subuh sampai matahari terbit.” (HR. Muslim)
Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian Doa Istikharah
Podcast: Play in new window | Download
Download mp3 yang lain tentang Al-Adabul Mufrad.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49498-doa-istikharah/